MANGGA MAHATIR
MANGGA MAHATIR
Nama latin : Mangifera Indica
Family ; Anacardiaceae
Berbuah ; Mei - Januari
Asal ; Malaysia
Asal-usul mengapa mangga ini
diberi nama Mahathir tidak cukup jelas untuk ditelusuri, namun diyakini bahwa
mangga yang berasal dari Kinabalu Malaysia ini mengambil nama Mahathir,
mantan Perdana Menteri Malaysia yang dikenal sebagai "orang kuat"
yang berkuasa cukup lama di Malaysia, dan personifikasi tersebut menggambarkan
mangga Mahathir sebagai mangga yang berukuran besar, mengikuti nama besar
mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad.
Mangga Mahathir sebenarnya sudah tersebar cukup lama di Indonesia,
namun hanya ditanam sebagai tanaman buah koleksi para penghobi tanaman maupun
ditanam oleh mereka yang sering keluar masuk ke Malaysia, entah karena
pekerjaannya maupun mereka yang mencari dan mendapatkan bibit dari para TKI
yang bekerja di Malaysia, kasusnya sama persis dengan saat durian D24, sawo
jumbo CikuMega 19, dan durian D197 alias durian Musangking dimasukkan dan
dikenalkan pertama kali ke Indonesia. Mereka inilah yang berperan besar
dalam memasukkan dan mengenalkan mangga Mahathir ke Indonesia.
Daun mangga Mahathir sangat khas,
berukuran cukup panjang dan lebar dengan bentuk daun bergelombang dan berurat
(urat daun kelihatan menonjol). Ciri khas lainnya adalah jika sepotong kecil
daun tua diremas di antara ibu jari dan jari telunjuk, akan mengeluarkan aroma
khas berbau sengir yang umumnya tidak dimiliki oleh varietas-varietas mangga
lainnya. Jika mangga lain mempunyai percabangan dan ranting yang tumbuh ke atas
atau samping, maka percabangan dan ranting mangga Mahathir cenderung lemas dan
tumbuh menjuntai ke bawah, oleh karena itu pengaturan arah pertumbuhan cabang
dan ranting harus dilakukan seawal mungkin dengan mengikat cabang/ranting pada
ajir bambu. Jika tanaman tumbuh membesar, pemberian para-para penyangga dari
bambu atau kayu akan membuat arah pertumbuhan cabang dan ranting muda menjadi
lebih teratur dan lebih baik.
Mangga Mahathir tergolong mangga
genjah karena relatif mudah berbunga dan berbuah pada umur tanaman yang masih
muda, karena dari bibit pertama ukuran sejengkal yang tumbuh dengan cepat,
diambil beberapa entres dan entres tersebut kemudian disambungkan ke batang
bawah mangga lokal berukuran sejempol tangan orang dewasa, kemudian bibit baru
tersebut ditanam dalam pot, bibit tersebut ternyata mampu berbunga dan berbuah
kurang dari satu setengah tahun pasca sambung. Sementara bibit pertama sedikit
lebih lambat berbunga, kurang dari 2 tahun. Penyebab utamanya adalah karena
bibit yang ditanam pertama tersebut berbatang bawah masih muda, lebih kurang
berukuran sebesar pensil. Secara umum, tanaman mangga Mahathir relatif
mudah berbunga dan berbuah meski bibit disambungkan ke batang bawah mangga
lokal berukuran kecil. Dengan perawatan intensif, khususnya pemberian pupuk
yang benar disertai pemangkasan teratur, pembungaan dan pembuahan dapat dipacu
tanpa harus menggunakan zat pengatur tumbuh tertentu, senyawa anti retardant untuk menghambat
pertunasan seperti paclobutrazol,
misalnya. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) mangga Mahathir pun terbukti
gampang berbuah meski tanaman masih berumur cukup muda, kurang dari
setahun dari bibit sambung pucuk atau sambung susu.
Bentuk buah mangga Mahathir
sangat khas dengan ciri ujung buah berbentuk seperti paruh burung dan bentuk
buah ini nyaris seragam sehingga dari bentuk buahnya yang seragam inilah kita
bisa mengidentifikasi mangga Mahathir dengan mudah. Keterbatasan jumlah pohon
induk menyebabkan sumber entres sebagai bahan perbanyakan bibit tanaman juga
terbatas, sehingga keseragaman bentuk dan ukuran buah masih bisa terjaga dengan
baik.
Dalam kondisi normal dan tingkat
kesuburan tanah yang sedang sampai tinggi, pentil buah terbentuk cukup banyak
pasca persarian bunga selesai, sekitar 5-7 buah untuk setiap tandan bunga.
Mengingat ukuran buahnya yang tidak lazim, kebanyakan hanya menyisakan 1 hinggq
3 buah per tandan bunga yang akhirnya tumbuh dan berkembang sempurna hingga
mencapai ukuran buah yang maksimum, dengan kisaran bobot per buah mencapai 1,7
hingga 3 kg. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah dan ukuran buah menjadi
lebih maksimal, aplikasi pupuk berkadar fosfat (P2O5) tinggi serta kadar
kalium/potassium sedang, sangat disarankan sebelum tanaman memasuki periode
berbunga. Kombinasi antara pupuk SP36 plus KCl adalah contoh pupuk yang bisa
diaplikasikan, namun jika ingin lebih praktis, maka aplikasi pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat) yang
mengandung 50% fosfat dan 30% kalium adalah pilihan terbaik. Pasca
persarian bunga selesai dan mulai terbentuknya pentil buah, lakukan
pemupukan berikutnya menggunakan kombinasi antara pupuk yang mengandung unsur
kalium (K2O) tinggi (pupuk KCl) dengan tambahan unsur nitrogen (urea) dan
kalsium serta sedikit tambahan unsur mikro boron. Jika pertimbangan kepraktisan
menjadi prioritas, maka gunakan pupuk KNO3 plus kalsium dan boron untuk
mengurangi kerontokan bakal buah sekaligus memperbaiki kualitas buah secara
keseluruhan, seperti : ukuran buah, warna buah, tekstur daging buah (tidak
berair namun lembut), dan tentu saja rasa buah yang menjadi lebih baik
(lebih manis). Jangan lupa untuk membungkus buah sedini mungkin sejak
terbentuknya pentil buah untuk menghindari serangan lalat buah. Penggunaan
kertas koran bekas maupun kertas bekas pembungkus semen adalah pilihan terbaik,
dengan membungkus buah satu per satu karena ukurannya yang besar. Penggunaan
kertas koran maupun kertas bekas pembungkus semen terbukti mampu menjaga buah
dari serangan lalat buah sehingga tampilan kulit buah menjadi mulus sempurna.
Pembungkus dari bahan plastik (plastik kresek, misalnya)
mengakibatkan iklim mikro menjadi lembab dan bisa mengundang datangnya
jamur, apalagi jika pembungkus plastik tersebut tidak diberi lubang angin sama
sekali.
Kulit buah berwarna hijau muda
kekuningan saat buah masak fisiologis dan siap untuk dikonsumsi, dan jika
dikupas maka akan terlihat daging buah berwarna kuning dengan sedikit warna
oranye di daging buah bagian dalam dekat kulit biji. Daging buah sangat tebal
namun lembut karena seratnya sangat halus, sama sekali tidak meninggalkan
rangkaian serat-serat di gigi saat daging buah dikunyah. Rasa manisnya sangat
khas, tidak menyengat seperti namdokmai atau khiosawoei yang masak sempurna,
dengan sensasi rasa masam yang tipis sekali, yang hanya muncul saat-saat
tertentu ketika daging buah beradu dengan lidah. Karena ukurannya yang super
jumbo, dibutuhkan 3 piring makan untuk menampung irisan daging dari 1 buah
mangga saja, dan sepertinya, porsi daging buah sebanyak ini cukup untuk
memenuhi kebutuhan 4 hingga 5 orang sekaligus, ruarrrrrr
biasa.............
Komentar
Posting Komentar